Sistem Informasi Geografis (GIS)

Kamis, 29 Oktober 2009

Sistem Informasi Geografis (GIS)

PENDAHULUAN

Indonesia terletak pada pertemuan lempeng tektonik aktif, jalur pegunungan aktif, dan kawasan beriklim tropik; sehingga menjadikan sebagian besar wilayahnya rawan terhadap bencana alam. Jumlah korban bencana tergolong sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Data terakhir menunjukkan adanya peningkatan, baik dalam hal jenis bencana, jumlah kerugian, dan jumlah korban jiwa. Belum lagi jumlah korban kerusuhan social (social unrest) di Ambon, Pontianak, Aceh, dan Palu; yang jumlahnya sulit diketahui secara pasti akibat sumber data yang tidak seragam. Kesimpangsiuran data yang berkaitan dengan bencana merupakan tantangan yang harus segera diatasi.

Berdasarkan teori dan konsep manajemen bencana (disasters management) yang meliputi beberapa tahapan, yaitu: tahap tanggap darurat (response phase), tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, tahap preventif dan mitigasi, dan tahap kesiapsiagaan (preparedness); maka upaya penanggulangan bencana harus didukung oleh suatu sistem informasi yang memadai. Sistem ini diharapkan mampu untuk: (1) meningkatkan kemampuan perencanaan penanggulangan bencana bagi semua mekanisme penanngulangan bencana, baik pada tingkat pusat maupun daerah pada semua tahapan penanggulangan bencana; (2) mendukung pelaksanaan pelaporan kejadian bencana secara cepat dan tepat, termasuk di dalamnya proses pemantauan dan perkembangan kejadian bencana; dan (3) memberikan informasi secara lengkap dan aktual kepada semua pihak yang terkait dengan unsur-unsur penanggulangan bencana baik di Indonesia maupun negara asing melalui fasilitas jaringan global.

Penanganan sistem informasi kebencanaan perlu mendapatkan perhatian yang besar dan pengelolaan secara profesional. Hal ini didasari oleh alasan bahwa: (1) Pengumpulan data menghabiskan biaya yang sangat besar; (2) Berbagai perencanaan/managemen bencana menuntut tersedianya data dan informasi secara cepat, akurat, dan terintegrasi; dan (3) Basisdata digital memiliki kelebihan dalam hal penyimpanan, pemrosesan, analisa, dan pemutakhiran. Data kebencanaan yang mempunyai rujukan spasial dan temporal memerlukan sebuah sistem untuk pengumpulan, penyimpanan, dan pengelolaannya. Sistem Informasi Penanggulangan Bencana Indonesia (SIPBI) yang berbasis GIS sebagai suatu sistem komputerisasi dengan empat kemampuan untuk menangani data bereferensi geografis, yaitu: pemasukan, pengelolaan atau manajemen data (penyimpanan dan pengaktifan kembali), manipulasi dan analisis, serta keluaran; sangatlah tepat untuk diterapkan. Sekarang ini, GIS juga sudah dapat diimplementasikan sedemikian rupa sehingga dapat bertindak sebagai map-server yang siap melayani permintaan (query) dari user melalui jaringan lokal (intranet) maupun jaringan internet (web-based). Jadi pekerjaan tidak lagi terbebankan pada satu sistem komputer dengan mengoptimalkan peran clients dan server.

Sejarah pengembangan SIG

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.

Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.

Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

Pengertian SIG

Pernahkah Anda sebelumnya mendengar atau membaca istilah SIG? Sebagai awal pemahaman beberapa orang pakar telah mencoba memberikan definisi mengenai SIG ini.

Tetapi bila disimak, definisi tersebut satu sama lain saling melengkapi dan memiliki pengertian yang hampir sama.

Berikut ini, beberapa definisi SIG menurut para ahli:

1. Menurut Aronaff, 1989.

SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.

2. Menurut Barrough, 1986.

SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

3. Menurut Marble et al, 1983.

SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

4. Menurut Berry, 1988.

SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

5. Menurut Calkin dan Tomlison, 1984.

SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

6. Menurut Linden, 1987.

SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.

7. Menurut Petrus Paryono.

SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa:

SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).

SIG Memberi Manfaat Kepada Semua Pihak

Sistem Informasi dan Teknologi telah menjdi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis dlam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial, dan kerjasama kelompok kerja. Seiring berjalan dan berkembangnya zaman, system informasi dan teknoogi juga telah mengalami perubahan-perubahan dan kemajuan yang telah disesuaikan pada setiap kebutuhan manusia.

Berbagai contoh kemajuan system informasi dan teknologi dapat kita lihat saat ini, semakin banyak tekologi yang dapat mempermudah suatu pekerjaan ataupun bisnis, baik dari segi waktu dan biaya. Sebagai salah satu contohnya adalah penggunaan system informasi dan teknologi SIG, yaitu Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System (GIS)

Saya mengambil bahasan tentang teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) karena menurut saya teknologi seperti ini sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak terkait yang dapat mengolah atau mengunakan serta mengaplikasikannya dalam rangka memberikan anfaat yang berarti kepada khalayak banyak. Salah satu tujuan pengembangan SIG (Sistem Informasi Geografis)l adalah menghasilkan suatu strategi spasial pendidikan dengan konsep SDSS (Spatial Decision Support System).

Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

Pengertian lain tentang GIS atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. Penggunaan SIG bagi survei arkeologi ini sudah menjadi keharusan pada saat ini

Selain dalam bidang arkeologi, GIS juga embawa manfaat bagi bidang lainnya. Pemanfaatan Geographic Information System (GIS) untuk bidang kelautan semakin berkembang dengan sistem aplikasi yang telah banyak dikembangkan oleh berbagai developer dan institusi. ComLabs USDI-ITB menyelenggarakan seminar dan training Aplikasi GIS untuk Pertanian dan Perkebunan. Seminar dan training merupakan rangkaian program sosialisasi dan optimalisasi pemanfaatan GIS untuk bidang Pengembangan Potensi Kelautan.

GIS juga dapat membawa manfaat dalam menangani bencana alam dengan GIS-OSS. Geographic Information System (GIS) yang berbasis Open Source Software (OSS) dapat membantu permasalahan manajemen penanganan bencana dengan menghubungkan para donatur, sukarelawan, LSM/NGO dan pemerintah sehingga memungkinkan pihak-pihak tersebut dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Selain itu juga membantu penyaluran bantuan secara merata dan seimbang, juga membuat penanganan bencana lebih transparan. Untuk itu dibangun GIS yang dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi juga memacu pengembangan perangkat linak nasional melalui pengembangan open source software; sehingga dapat membantu program pemerintah di bidang TIK terutama untuk penanganan bencana.

Diperlukan aplikasi manajemen bencana yang menyediakan penyelesaian masalah penanganan bencana. Aplikasi harus mempunyai fasilitas modul-modul untuk registrasi organisasi, registrasi orang hilang, manajemen bantuan, registrasi barak, manajemen inventaris, sistem katalog untuk mencatat berbagai informasi, pemetaan situasi, manajemen korban bencana, manajemen sukarelawan, pesanan, laporan, sistem sinkronisasi dan administrasi.

Modul registrasi organisasi akan mengkoordinir dan menyeimbangkan distribusi dari organisasi yang ada pada area yang terkena bencana dan menghubungkan kelompok yang ada sehingga mereka bisa bekerja sebagai satu kesatuan. Aplikasi ini tidak hanya melacak dimana organisasi tersebut aktif, tetapi juga layanan yang diberikan oleh organisasi tersebut. Fitur-fitur yang ada meliputi: (1) Mengetahui daftar semua metadata organisasi pemberi bantuan dan kegiatan yang dilakukan di daerah tertentu. (2) Mendaftar sukarelawan yang ingin berkontribusi, (3) Mengetahui layanan penting yang disediakan organisasi dan dimana layanan tersebut disediakan, (4) Melaporkan layanan dan dukungan yang terkumpul pada suatu daerah dan juga dimana tidak ada layanan bantuan yang tersedia.

Modul registrasi orang hilang akan membantu secara efektif untuk mengurangi trauma dengan membantu mencari orang hilang. Ia berisi informasi tentang orang hilang dan yang ditemukan, sebagaimana informasi dari orang yang melaporkan/mencarinya, meningkatkan kemungkinan orang dapat bertemu dengan orang yang dicarinya. Beberapa fitur yang ada yaitu :

1. Mencari seseorang, baik orang yang hilang atau yang ditemukan

  1. Melaporkan seseorang yang hilang
  2. Mengubah seseorang yang hilang
  3. Melaporkan seseorang yang ditemukan
  4. Daftar orang yang hilang
  5. Daftar orang yang ditemukan.

Modul manajemen bantuan berguna untuk mencatat dan mencari semua permohonan bantuan yang datang sehingga donator dan pemohon bantuan dapat saling berkoordinasi tentang jumlah bantuan yang ada dan permintaan yang dibutuhkan.

Modul manajemen barak pengungsi akan memonitor lokasi dan juga jumlah pengungsi dalam berbagai barak yang ada dan juga di tenda-tenda sementara di seputar lokasi terjadinya bencana. Tempat perlindungan dapat berupa kemah, bangunan permanen, rumah sakit berjalan dll. Modul ini berguna mengalokasikan tempat perlindungan dimana ia dibutuhkan, mengetahui kapasitas dan kebutuhan masing-masing tempat.

Modul sistem manajemen inventaris secara efektif mengatur bantuan, sehingga pengiriman barang inventaris ke inventaris yang lain dapat dilakukan, aplikasi ini juga akan memberitahu apabila ada barang yang harus di stok kembali.

Modul sistem katalog berfungsi untuk mencatat informasi pada katalog dan juga pada satuan unit, digunakan dalam sistem seperti Sistem Manajemen Inventaris dan Sistem Manajemen Permohonan Bantuan .

Modul pemetaan situasi menyediakan suatu mekanisme untuk berkolaborasi dengan menyediakan gambaran bencana yang sedang terjadi menggunakan pemetaan online. Selain membantu melihat daerah tertentu, juga menyediakan fasilitas penanda lokasi penting dan kejadian yang terkait dengan lokasi tersebut.

Modul korban bencana merupakan repositori online terpusat dimana informasi tentang korban bencana dan keluarga, terutama identifikasi tentang hubungan keluarga, pengungsi dan orang terlantar, disimpan.

Modul manajemen sukarelawan digunakan untuk mengatur sukarelawan yang terlibat dalam dalam usaha membantu penanganan bencana

Modul laporan menyediakan fasilitas pembuatan laporan tentang keadaan terkini dari situasi yang ada. Laporan dapat terdiri dari berbagai format file dan grafik.
Modul sistem sinkronisasi memungkinkan pengguna untuk memindahkan data yang besar dari instalasi SAHANA tertentu ke instalasi SAHANA lain.

Modul-modul tersebut diatas di bangun dengan menggunakan Geographic Information System yang berbasis Open Source Software; digunakan untuk membantu pengolahan data bencana alam termasuk untuk Tsunami Early Warning System. Merupakan salah satu peran GIS-OSS dalam menangani Bencana

SOFTWARE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Teknologi Informasi tumbuh berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, sehingga sistem informasi yang ada sekarang semuanya sedang berbasis komputer, misal Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Perpustakaan, dll. Sistem Informasi Geografi juga berkembang dengan basis komputer sebagaimana sistem-sistem informasi yang lain. Perangkat pendukung yang digunakan untuk mengoperasikan SIG adalah hardware, software dan tentunya kemampuan dari kita yaitu brainware. Jika kita dapat mengoperasikan software SIG maka kita dapat sendiri membuat contoh-contoh hasil SIG misalnya peta penggunaan lahan baik dalam bentuk file maupun output yang berupa peta digital hasil print out. Tidak harus membuat peta wilayah tertentu, cukup dengan sembarang menggambar peta. Dengan sarana prasarana LCD Proyektor kita bisa menunjukkan lebih banyak contoh-contoh peta digital hasil keluaran SIG, atau mengajak siswa melakukan kegiatan analisis suatu peta. Jika waktu banyak dan memungkinkan bisa juga mengajari siswa membuat peta sederhana dengan menggunakan software SIG.

Untuk mengoperasikan software SIG butuh komputer dengan spesifikasi hardware tertentu, jika anda membeli komputer baru dengan spesifikasi prosesor Intel/AMD dengan kecepatan minimal 2 GHz, RAM 1 GB, Harddisk 40 GB maka bisa saya katakan komputer anda sudah cukup untuk menjalankan software SIG yang terbaru sekalipun misalnya ARCGIS 9.2. Software Sistem Informasi Geografis sekarang ini sudah banyak macamnya, mulai dari software SIG untuk pemetaan digital, olah citra, pemodelan spasial 3 dimensi maupun pembuatan sistem informasi spasial. Bebarapa contoh software SIG antara lain misalnya :

1. Software Pemetaan Digital misalnya Arc Info, Arc View, ARCGIS dan MAP Info

2. Software Olah Citra misalnya Ermapper dan Envi

3. Software pemodelan spasial 3D misalnya Surfer

4. Software Sistem Informasi Spatial misalnya Avenue

Beberapa sofware di atas bersifat shareware (berbayar) sehingga kita harus mengeluarkan biaya untuk membelinya. Jika ingin software SIG yang gratis kita bisa menggunakan software GIS opensource seperti QuantumGIS yang bisa anda download di link di bawah ini.

Software QuantumGIS ini cukup mudah digunakan/user friendly, jika anda kesulitan bisa buka tools helpnya maka di dalamnya akan terdapat panduan dalam mengoperasikan software tersebut.

Salam kenal ni

Sabtu, 17 Oktober 2009
saya hanya tes nih. sebagai postingan pertama saya. mudah2an dari postingan pertama ini bakalan ada postingan yg lainnya yg akan berguna bagi temen2 yg lain.
dah segini dulu ya. emang rada ga jelas si. haha